Senin, 21 April 2014
scylla design
Desain Grafis: adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa tipografi atau media lainnya seperti gambar atau fotografi. Desain grafis umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-lain.
Mengenal jenis kepiting
Kepiting
adalah hewan golongan krustasea yang termasuk ke dalam ordo Decapoda,
Subordo Pleocyemata, dan infraordo Brachyura, yang umumnya dicirikan
dengan adanya tonjolon "ekor" yang sangat pendek (Latin: brachys =
pendek, οura = ekor), atau denngan ciri bagian abdomen yang mengecil
yang seluruhnya terlindung di bawah thorax.
Tubuh
kepiting umumnya dilindungi oleh cangkang luar (eksoskeleton) yang
tebal, dan memiliki sepasang senjata berupa cakar tunggal (chelae).
Kepiting dapat ditemukan di seluruh lautan di dunia, sedangkan kepiting
yang hidup di air tawar atau darat, kebanyakan hidup di daerah tropis.
Kepiting dapat ditemukan dalam berbagai ukuran, mulai dari kepiting
kacang (pea crab) yang memiliki ukuran lebar hanya beberapa milimeter
saja, sampai dengan kepiting laba-laba Jepang, yang memiliki rentangan
kaki sampai dengan 4 meter.
kepiting
Sekitar 850 spesies kepiting adalah kepiting air tawar, kepiting darat
atau kepiting semi-terestrial, mereka dapat ditemukan di seluruh wilayah
tropis maupun sub-tropis.
Fosil
kepiting pertama yang pernah ditemukan diduga berasal dari masa
Jurassic. Spesies Carboniferous imocaris yang meskipun hanya dikenali
dari karapas-nya, diduga merupakan kepiting prasejarah. Radiasi fosil
kepiting yang ditemukan berasal dari jaman batuan kapur (Cretaceous) dan
jaman sesudahnya diduga ada kaitannya dengan masa terpecahnya belahan
bumi selatan (Gondwana) atau radiasi dari fosil ikan bertulang, yang
merupakan predator utama kepiting.
Kepiting
seringkali menunjukkan tanda-tanda seksual dimorfisme. Kepiting jantan
seringkali memiliki cakar yang lebih besar, suatu kecenderungan yang
sering terjadi pada kepiting Uca (Fiddler Crab) genus Ocypodidae.
Kepiting Uca jantan memiliki satu cakar yang tumbuh sangat besar, yang
digunakan untuk berkomunikasi, khususnya untuk menarik perhatian
kepiting betina. Perbedaan lain yang mencolok adalah bentuk perut
(pleon). Pada hampir semua kepiting Uca jantan memiliki pleon yang
sempit dan berbentuk segitiga, sementara pada kepiting betina memiliki
pleon yang lebih lebar dan berbentuk bulat. Hal ini menunjukkan bahwa
kepiting betina mengerami telur-telurnya yang telah dibuahi di pleopod.
Kepiting
biasanya berjalan dengan arah menyamping. Hal ini dikarenakan
sendi-sendi kaki kepiting yang hanya memungkinkan cara berjalan kepiting
yang lebih efisien ke arah samping. Tetapi terdapat pula beberapa jenis
kepiting yang berjalan dengan arah maju ataupun mundur, contohnya
beberapa kepiting yang termasuk family Raninidae: Libinia emarginata dan
Mictyris platycheles. Beberapa jenis kepiting, seperti family
Portunidae dan Matutidae, juga memiliki kemampuan berenang.
Hampir
semua kepiting merupakan hewan yang aktif dengan pola tingkah-laku yang
kompleks. Kepiting-kepiting dapat berkomunikasi dengan cara
memukul-mukul atau melambai-lambaikan capit mereka. Kepiting cenderung
bersifat agresif terhadap kepiting-kepiting lainnya dan
kepiting-kepiting jantan seringkali berkelahi hanya untuk memperebutkan
kepiting betina. Kadang pula kepiting saling berkelahi untuk
memperebutkan lubang perlindungan, berupa daerah karang berbatu, gua-gua
dan celah-celah di daerah lepas pantai.
Kepiting
adalah hewan omnivora. Makanan utama kepiting berupa ganggang, selain
dapat pula memakan makanan lainnya berupa moluska, cacing, jamur,
bakteri, detritus dan jenis krustasea lainnya, tergantung pada spesies
kepiting dan ketersediaan makanan. Bagi kebanyakan kepiting, campuran
makanan berupa nabati dan hewani menghasilkan pertumbuhan dan kesehatan
yang paling baik.
Kepiting
diketahui mempunyai sifat bekerja sama dalam menyediakan makanan dan
perlindungan bagi keluarga mereka, dan selama musim pemijahan
kepiting-kepiting jantan akan mencarikan lokasi yang nyaman bagi
kepiting-kepiting betina untuk melepaskan telur-telur mereka.
Berdasarkan
data, diketahui bahwa kepiting memberikan kontribusi sebanyak 20% dari
semua jenis krustasea laut, baik berupa hasil tangkapan, budidaya,
maupun yang dikonsumsi di seluruh dunia. Volume tersebut mencapai
sekitar 1 ½ juta ton per tahun. Seperlima dari jumlah tersebut berasal
dari spesies Portunus trituberculatus. Jenis-jenis kepiting lainnya yang
memiliki nilai ekonomis penting adalah Portunus pelagicus, beberapa
spesies dalam genus Chionoecetes, kepiting biru (Callinectes sapidus),
Charybdis spp., Cancer pagurus, kepiting Dungeness (Metacarcinus
magister) dan kepiting bakau (Scylla serrata), yang masing-masing jenis
dapat menghasilkan produk lebih dari 20.000 ton setiap tahun .
sumber: Jurnal perikanan
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI KEPITING BAKAU
KLASIFIKASI KEPITING BAKAU
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
Subclassis : Malacostraca
Superordo : Eucaridae
Ordo : Decapoda
Familia : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla sp. S. serrata, S. tranquebarica, S. paramamosain, S.Olivacea
MORFOLOGI
Ò Bentuk tubuhnya melebar melintang
Ò Mempunyai karapas berbentuk pipih atau agak cembung dan berbentuk heksagonal atau persegi.
Ò Ujung pasang kaki terakhir mempunyai bentuk agak pipih dan berfungsi sebagai alat pendayung pada saat berenang
UNTUK DAUR HIDUPNYA ITU SENDIRI AKAN DIJELASKAN DALAM SIKLUS DIBAWAH INI :
PERAN FITOPLANKTON DI DALAM PROESES NITRIFIKASI DI PERAIRAN
I.I. Latar Belakang
Fitoplankton adalah komponen autotrof
plankton, yang mampu mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari
bahan anorganik dengan bantuan energi. Komponen autotrof ini berfungsi sebagai
produsen (Anonim, 2008b: 1). Sebagaimana dikemukakan pula oleh Fachrul (2007:
92) bahwa fitoplankton berperan sebagai produsen dalam ekosistem perairan yang
merupakan salah satu komponen utama dalam suatu sistem rantai makanan atau
jaring makanan, karena fitoplankton adalah mikroorganisme yang mampu melakukan
fotosintesis. Pada ekosistem danau fitoplankton jauh lebih penting daripada
vegetasi berakar di dalam memproduksi makanan pokok untuk kehidupan ekosistem
(Odum, 1996: 386). Hal ini terjadi karena tanaman berakar hanya terdapat di
daerah litoral, sedangkan fitoplankton terdapat di daerah limnetik yang lebih
luas. Kemampuan fitoplankton untuk
mensintesis sendiri bahan organiknya menjadikan mereka sebagai dasar dari sebagian besar rantai makanan di ekosistem lautan dan di ekosistem air tawar. (Anonim, 2008b: 1). Dalam struktur piramida makanan, fitoplankton sangatlah penting karena menempati posisi sebagai produksi primer. Fitoplankton yang berperan sebagai produsen, peranan produsen dalam suatu ekosistem adalah sebagai pengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis (Odum, 1996: 376). Energi kimia disini merupakan senyawa organik karbon yang bemanfaat bagi organisme heterotrof yang hidup di ekosistem tersebut. Maka, produktivitas perairan sangat ditentukan dengan adanya fitoplankton. Suatu perairan cenderung memiliki produktivitas primer tinggi apabila ketersediaan fitoplanktonnya tinggi (Nontji, 1984 dalam Nahib, 2007: 73). Keberadaan fitoplankton disuatu perairan sangat dipengaruhi oleh faktor biologi, fisik dan kimiawi lingkungan diperairan tersebut (Fachrul, 2007: 91). Beberapa faktor fisik dan kimiawi lingkungan yang mempengaruhi keberadaan fitoplankton diantaranya intesitas cahaya, kedalaman perairan, unsur hara (Fachrul, 2007: 90-91).
mensintesis sendiri bahan organiknya menjadikan mereka sebagai dasar dari sebagian besar rantai makanan di ekosistem lautan dan di ekosistem air tawar. (Anonim, 2008b: 1). Dalam struktur piramida makanan, fitoplankton sangatlah penting karena menempati posisi sebagai produksi primer. Fitoplankton yang berperan sebagai produsen, peranan produsen dalam suatu ekosistem adalah sebagai pengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis (Odum, 1996: 376). Energi kimia disini merupakan senyawa organik karbon yang bemanfaat bagi organisme heterotrof yang hidup di ekosistem tersebut. Maka, produktivitas perairan sangat ditentukan dengan adanya fitoplankton. Suatu perairan cenderung memiliki produktivitas primer tinggi apabila ketersediaan fitoplanktonnya tinggi (Nontji, 1984 dalam Nahib, 2007: 73). Keberadaan fitoplankton disuatu perairan sangat dipengaruhi oleh faktor biologi, fisik dan kimiawi lingkungan diperairan tersebut (Fachrul, 2007: 91). Beberapa faktor fisik dan kimiawi lingkungan yang mempengaruhi keberadaan fitoplankton diantaranya intesitas cahaya, kedalaman perairan, unsur hara (Fachrul, 2007: 90-91).
I.II. Tujuan
Tujuan pembuatan
makalah ini yaitu untuk mengetahui kedudukan fitoplankton di dalam perairan
dalam hal ini perannya didalam siklus nitrogen (nitrifikasi). Selain itu juga
untuk dijadikan sebagai bahan bacaan dan sumber referensi bagi pembaca.
PEMBAHASAN
Unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) merupakan unsur hara
(nutrisi) yang diperlukan oleh flora (tumbuhan laut) untuk pertumbuhan dan
perkembangan hidupnya. Unsur-unsur tersebut ada dalam bentuk nitrat (NO3) dan
fosfat (PO4). Unsur-unsur kimia ini bersama-sama dengan unsur-unsur lainnya
seperti belerang (S), kalium (K) dan karbon (C).Disebut juga unsur hara
(nutrien)
Nitrogen merupakan salah satu unsur penting bagi pertumbuhan
organisme dan proses pembentukan protoplasma, serta merupakan salah satu unsur
utama pembentukan protein. Diperairan nitrogen biasanya ditemukan dalam bentuk
amonia, amonium, nitrit dan nitrat serta beberapa senyawa nitrogen organik
lainnya. Pada umumnya nitrogen diabsorbsi oleh fitoplankton dalam bentuk nitrat
(NO3 – N) dan ammonia (NH3 – N). Fitoplankton lebih banyak menyerap NH3 – N
dibandingkan dengan NO3 – N. karena lebih banyak dijumpai diperairan baik dalam
kondisi aerobik maupun anaerobik.
Senyawa-senyawa nitrogen ini sangat
dipengaruhi oleh kandungan oksigen dalam air, pada saat kandungan oksigen
rendah nitrogen berubah menjadi amoniak (NH3) dan saat kandungan oksigen tinggi
nitrogen berubah menjadi nitrat (NO3-).
Senyawa ammonia, nitrit, nitrat dan bentuk senyawa
lainnya berasal dari limbah pertanian, pemukiman dan industri. Secara alami
senyawa ammonia di perairan berasal dari hasil metabolisme hewan dan hasil
proses dekomposisi bahan organik oleh bakteri
Sumber ammonia di perairan adalah hasil pemecahan
nitrogen organic (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam
tanah dan air, juga berasal dari dekomposisi bahan organik (tumbuhan dan biota
akuatik yang telah mati) yang dilakukan oleh mikroba dan jamur yang dikenal
dengan istilah ammonifikasi.
Nitrat (NO3) adalah bentuk nitrogen utama di
perairan alami. Nitrat merupakan salah satu nutrien senyawa yang penting dalam
sintesa protein hewan dan tumbuhan. Konsentrasi nitrat yang tinggi di perairan
dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme perairan apabila
didukung oleh ketersediaan nutrient. Konsentrasi ammonia untuk keperluan
budidaya laut adalah ” 0,3 mg/l (KLH,2004). Sedangkan untuk nitrat adalah
berkisar antara 0,9 – 3,2 mg/l (KLH, 2004; DKP,2002).
Zat-zat
hara ini dibutuhkan oleh fitoplankton maupun tanaman yang hidup di laut untuk
pertumbuhannya. Fitoplankton selanjutnya akan dimakan oleh zooplankton (fauna
kecil yang hidup di permukaan air), zooplankton dan tanaman akan dimakan oleh
ikan-ikan kecil, ikan-ikan kecil akan dimakan oleh ikan besar dan demikian
seterusnya. Tanaman dan binatang yang hidup di laut akan mati dan tenggelam ke
dasar perairan, selanjutnya akan membusuk dan nutrien yang ada di tubuhnya akan
kembali ke dalam air, sehingga dasar perairan lebih kaya akan nutrien
dibandingkan dengan permukaan.
Upwelling adalah
gerakan vertikal/ hampir vertical atau penaikan massa air di bawah permukaan ke
permukaan. Upwelling merupakan
proses yang penting untuk mengembalikan zat-zat hara dari lapisan air dekat dasar
ke daerah permukaan, oleh karena itu daerah di mana terjadi proses upwelling akan
sangat kaya akan nutrien, sehingga plankton melimpah, dan ikan-ikan akan
berkumpul di daerah itu, sehingga daerah upwelling merupakan
daerah yang sangat baik untuk usaha penangkapan ikan.
II.I.
Sumber Oksigen Terlarut
Oksigen
terlarut adalah salah satu parameter paling mendasar di perairan karena
mempengaruhi kehidupan organisme akuatik. Umumnya konsentrasi oksigen saat
permulaan fajar rendah, lalu tinggi pada siang hari kemudian secara kontinu
berkurang sepanjang malam karena kebutuhan respirasi komunitas.
Penguraian
Bahan Organik Wetzel dan Likens (1991) menyatakan bahan organik di ekosistem
perairan berada dalam bentuk senyawa organik terlarut sampai bahan organik partikulat
(POM) dalam agregat besar, serta dari organisme hidup yang mati.
Siklus
biogeokimia mempengaruhi laju dekomposisi C, N, P, S dan oksigen. Proses
dekomposisi adalah proses yang kontinu, tetapi lajunya bervariasi tergantung
jumlah subtrat dan variabel lingkungan.
II.II.
Dekomposisi Aerobik
Gunnison et.al.,
(1985) menyatakan pada dekomposisi aerobik,mikroorganisme aerobik, mengkonversi
bahan organik yang tersedia menjadi komponen inorganik, karbondioksida, nitrat,
sulfat, dan fosfat, dan mengurangi oksigen di perairan.
II.III.
Dekomposisi Anaerobik.
Respirasi
anaerobik dapat didefinisikan sebagai reaksi biologi dimana oksidasi senyawa anorganik
sebagai akseptor electron. Pada kondisi tidak ada oksigen bakteri anaerob
mengoksidasi bahan organik dengan menggunakan berbagai agen oksidasi :
manganase, nitrat, besi, sulfat dan bikarbonat.
Reduksi
nitrat (denitrifikasi) umumnya dengan cepat diikuti deplesi oksigen dan
hasilnya yaitu : CO2, air dan nitrogen (melalui nitrit). Pereduksi nitrat (Pseudomonas, Bacillus, Micrococcus, Thiobacillus
denitrificans) adalah anaerobik fakultatif dan menggunakan oksigen
jika suplainya cukup.
II.
IV. Eutrofikasi
Eutrofikasi
adalah istilah yang menggambarkan penuaan danau. Eutrofikasi secara alami terjadi
dalam waktu yang panjang. Pengkayaan nutrien yang dikuti oleh kemunduran
kualitas air. Pengertian pengkayaan badan air dengan nutrien inorganik,
khususnya nitrogen dan fosfor.
Istilah
plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen pada tahun 1887,dan
disempurnakan oleh Haeckel tahun 1890.Kata plankton berasal dari bahasa Yunani
yang berarti mengembara.dan dapat diartikan sebagai seluruh kumpulan
organisme baik hewan maupun tumbuhan yang hidup terapung atau melayang didalam
air,tidak dapat bergerak atau dapat bergerak sedikit dan tidak dapat melawan
arus.
Plankton
dapat dikelompkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan cara makan, keberadaan/dominansi,asal
usul,ukuran, bentuk dan koloni sel,serta alat penangkap.pengelompokan plankton
yang paling umum didasarkan pada cara makanannya.berdasarkan cara
makanannya plankton dapat dikelompokkan kedalam bakterioplankton
(saproplankton),fitoplankton,dan zooplankton.
Bakterioplankton
merupakan kelompok plankter yang terdiri atas organisme yang tidak berklorofil,
meliputi bakteri (Micrococcus,Sarcina,Vibrio,Bacillus,Dll).
Fitoplankton merupakan tumbuhan planktonic berklorofil yang umumnya
terdiri atas (Bacillariphyceae, Chlorophyceae, Dinophyceae).
Selaian
berklorofil fitoplankton juga memiliki bahan makanan cadangan yang umumnya
berupa pati atau lemak,dinding sel yang tersusun dari selulosa,serta bentuk
flagel yang beragam.zooplankton merupakan kelompok plankter yang mempunyai cara
makan holozik.Anggota kelompok Ini meliputi hewan–hewan dari kelompokb protozoa,coelenterate,ctenopora,amelina,dan
beberapa larva hewn-hewan vertebrata.kelompok zooplankton hamper seluruhnya
didominasi oleh copepod dengan nilai sebesar 50-80%.
Langganan:
Postingan (Atom)