PENYEBAB PENYAKIT IKAN GOLONGAN VIRUS
Beberapa jenis virus Diketahui dapat menyerang ikan-ikan budidaya dan menimbulkan Permasalahan yang serius.
Jenis-jenis penyakit tersebut meliputiChannel
Catfish Virus Disease (CCVD), Spring Viraemia of Carp (SVC),
InfectiousPancreatic Necrosis (IPN), Lymphocystis Disease
(LD), Infectious Hematopoietic Necrosis (IHN),Viral Nervous Necrosis
(VNN) dan Koi Herpes.
v Channel Catfish Virus Diseases
adalah infeksi yang akut dan haemorhagik olehvirus Herpes. Penyakit ini
dapat menimbulkan kematian yang tinggi, kadang-kadangmencapai hampir
100 % pada Ictalurus punctatus yang muda. Inang alamiah yangdiserang
adalah Channel catfish (Ictalurus punctatus) biasanya yang berumur
kurangdari 4 bulan. Hasil infeksi secara eksperimen menunjukkan virus
ini dapat menyerangwhite catfish (I. catus), blue catfish (I. furcatus),
dan walking catfish (Clariasbatrachus).Tanda-tanda klinis/patologis
serangan penyakit ini yang dapat diamati antara lainhilangnya
keseimbangan tubuh, bergerak berputar-putar dan tergantung vertikal,
matamenonjol (exophthalmus), perut mengembung atau distensi.
Secara patologis/histopatologis
terlihat pula adanya petekiae (perdarahan) pada sirip dan disekitar
abdomen; perdarahan pada ginjal, kulit dan organ dalam kulit dan
organdalam; insang terlihat pucat dan haemorhagi; adanya kenaikan sel
limfoid di dalamginjal dan nekrosis di sekitar tubular ginjal; nekrosis
terdapat pula pada hati, limpadan alat pencernaan; haemorhagi, edema dan
nekrosis mukosal dan pelepasan sel didalam usus.
v Spring Viraemia Of Carp (SVC)
merupakan penyakit/infeksi oleh virus yang bersifat akut haemorhagis
dan menular, yang menyerang golongan ikan Cyprinids danlebih spesifik
pada Common carp,Cyprinus carpio. Penyakit ini biasanya timbul pada
musim semi (Spring) dan menyebabkan kematian pada semua umur.Common carp
merupakan inang yang utama dan virus dapat menyerang ikandewasa dan
muda. Dilaporkan pula bahwa virus pernah pula diisolasi
dari golonganCyprinids yang lain. Silver carp, Bighead carp
(Aristichthys nobilis), dan Crucian carp (Carassius auratus). Secara
eksperimental Pike Fry (Esox lucius) dan larvanya, fry dari carp, Grass
carp (Ctenocephalon idella) dan Guppies (Lebistes reticulata).
Tanda-tanda klinis dan patologis serangan SVC antara lain meliputi
ikan berkumpul di bagian outflow, warna ikan menjadi gelap, perdarahan/
petekiaehaemorhagi, mata menonjol (exophthalmus), abdominal dropsy,
biasanya dijumpai pula peritonitis fibrinosa dan ctarrhal
atau enteritis yang nekrotik. Sedangkan Swimbladder Inflammation (SBI)
yang virusnya identik dengan virus SVC, dapatmemperlihatkan gejala
klinis/patologis yaitu kehilangan berat badan dankeseimbangan, warna
kulit menjadi gelap/berubah, degenerasi/perdarahan pada dinding
gelembung udara (swimbladder).
v Infectious Pancreatic Necrosis (Ipn)
merupakan penyakit viral yang akut dansangat menular, terutama
menyerang golongan ikan Salmonis. Terhadap ikan mudayang sembuh
(survivors) dapat tahan terhadap penyakit tetapi dapat menjadi
pembawainfeksi (carrier) seumur hidup. IPN telah dilaporkan sebagai
penyakit endemik didaerah/lokasi perikanan trout sekurang-kurangnya di
sepuluh negara Eropa termasuk Skandinavia dan Inggris Raya, demikian
juga di Amerika Utara dan Jepang.IPN dapat menyerang macam-macam inang
yang cukup banyak baik asal air tawar atau air laut dan kemungkinan
Shellfish laut.Virus IPN pertama kali dilaporkan di Perancis
tahun 1965. Demikian juga diDenmark, virus IPN telah diidentifikasi
secara virologik pada tahun 1968.Penyakit oleh IPN pada spesies non
Salmonid telah pula diketahui dan virusnyatelah pula diisolasi dari
bermacam-macam spesies non Salmonid dan isolasi virusnya pertama kali
dilaporkan oleh Sonstegarddkk. pada tahun 1972 yang berasal dari
ikan”Yearling White Suckers” (Catastomus
comersoni) di Canada. Di Jerman virusdiisolasi dari grayling (Thymallus
thymallus), barbel (Barbus barbus), Pike (Esoxlucius) dan Carp (Cyprinus
carpio). Di Irlandia Utara, virus IPN diisolasi dari Goldfish
(Carassius auratus), Discuss Fish (Symphysodon discus) dan Bream
(Abramis brama).Di Inggris (England) diisolasi dari Carp (Cyprinus
carpio) dan Crucian carp (Carassius auratus). Demikian pula di
Jepang isolasi virus IPN diperoleh dariEuropean eels (Anguilla anguilla)
dan Japanese eels (Anguilla japonica) dandinamakan Eels Virus European
(EVE).Penularan IPN dapat terjadi secara vertikal, dengan virus berada
dalam telur, atauhorizontal, melalui air, urine, faeces, sekresi sexual
atau melalui ikan mati/sakit yangdikonsumsi oleh ikan lain. Umumnya ikan
yang sembuh (survivors/carriers) dapatmenjadi non-clinical carriers
atau pembawa penyakit, mungkin selama hidupnya dancarrires tersebut juga
bertindak sebagai reservoir virus untuk ikan-ikan lain yangsebelumnya
belum terinfeksi.Selain itu masa inkubasi IPN relatif pendek, antara 3 –
5 hari sebelum tandaklinis dan kematian terjadi. Faktor-faktor seperti
umur inang, suhu rendah dan spesiesikan dapat memperpanjang
masa inkubasi.Pada kasus/wabah, tanda-tanda pertama adanya kematian
mendadak dan biasanya yang terserang pertama kali adalah ikan yang masih
muda. Tanda klinisdapat bervariasi antara lain : warna ikan menjadi
gelap, bergerak berputar-putar,exophthalmus (mata menonjol), perut
membesar dan terdapat cairan visceral, perdarahan di daerah bawah
perut/ventral termasuk di daerah sirip, hati dan limpa pucat dan
membesar, tak terdapat makanan dalam perut dan usus biasanyamengandung
eksudat mucoid yang kekuningan atau keputihan.Lymphocystis disebabkan
oleh virus yang dianggap paling tua dan virus yang paling diketahui pada
ikan, walaupun virus diisolasi dan ditumbuhkan pada pupukan jaringan
baru pada tahun 1966.
v Lymphocystis (LD) terjadi
di banyak negara dan sekurang-kurangnya 97 spesies ikan jenis teleost
pernah terserang Penyakit tersebut, merupakan infeksi
yang umumnya banyak dijumpai, bersifat kronis dan merupakan tumor yang
tidak ganas disebabkanoleh iridovirus. Penyakit ini menyerang banyak
spesies baik pada ikan air tawar, laut,ikan yang dibudidaya atau ikan
liar, juga pernah dijumpai pada ikan hias laut diwilayah karantina ikan
(di luar negeri).Penularan penyakit dapat terjadi secara langsung dan
tidak langsung misalnyamelalui air yang tercemar virus, melalui
makanan dan melalui suntikan.
Tetapitempat
penularan yang utama adalah permukaan kulit luar, termasuk
insang.Tanda-tanda klinis/patologis serangan virus ini adalah terjadinya
penebalan(hypertrophy) dari sel-sel jaringan ikat yang menimbulkan
tonjolan pada daerah kulit(nodul) pada daerah sirip atau kulit;dapat
terjadi secara satu-satu atau mengelompok.Secara histopatologis di
daerah fibrocytes/sel yang terinfeksi terlihat adanyahypertrophy yang
jelas dengan capsul hyaline dan basophilic intracytoplasmicinclusions.
v Penyakit Infectious Haematopoietic Necrosis (IHN)
merupakan suatu penyakit yang bersifat akut dan sistemik. Penyakit ini
menyerang Rainbow trout (Salmo gairdneri), Chinook slmon ( Oncorrhynchus
tshawytscha), Sockeye salmon (O. nerka).Target sel penyakit IHN ini
terutama organ penghasil darah yakni ginjal mukadan limpa. Tanda-tanda
klinis penyakit ini antara lain ikan yang terinfeksi terlihatlethargik,
berkumpul di tepi kolam, berwarna lebih gelap, anemia,
exophthalmia,scoliosis, lordosis, pembengkakan abdomen, perdarahan
pangkal sirip pektoral dansirip pelvic, perdarahan bawah kulit; ginjal,
limpa dan hati terlihat pucat, rongga perut berisi cairan dan usus
kosong, perdarahan bintik pada jaringan adipose usus.
v Viral Nervous Necrosis (VNN)
merupakan penyakit virus yang menginfeksistadia larva dan juvenil ikan
laut dan merupakan penyakit yang berbahaya bagi usaha pembenihan
ikan.Gejala yang tampak pada ikan yang terinfeksi VNN berbeda-beda
sesuai denganstadia atau umur ikan. Umur ikan di bawah 20 hari bila
terinfeksi tidak menunjukkangejala klinis kecuali nafsu makan yang
menurun. Ikan umur 20 – 40 harimenunjukkan tingkah laku berenang yang
abnormal yaitu ikan berenang di dekat permukaan air dan banyak yang mati
di dasar bak. Untuk ikan yang berumur 2 – 4 bulan, saat penempatan pada
jaring apung ikan yang terinfeksi tampak diam/tidur didasar
jaring. Sedangkan ikan umur 4 bulan ke atas terlihat berenang mengambang
diatas permukaan air disertai adanya pembesaran gelembung renang
(Koesharyani et al.,2001dalam Suratmi, 2004). Di Indonesia kasus
serangan VNN pertama kali diidentifikasi pada hatcherykakap di Jawa
Timur pada tahun 1997. Kemudian pada tahun 1998 kasus kematianyang
disebabkan oleh VNN ditemukan pada budidaya ikan kerapu
bebek (Cromileptes altivelis) dengan tingkat kematian mencapai 100
%. Virus ini umumnyamenginfeksi stadia larva sampai juvenil dan
menyerang sistem organ syaraf mata danotak yang ditandai dengan adanya
vakuolasi, dengan gejala yang cukup spesifik karena ikan menampakkan
tingkah laku berenang yang tidak normal dan umumnyaikan berdiam di dasar
(Yuasa et al., 2001 dalam Suratmi, 2004).
v Koi Herpes Virus (KHV)
merupakan agen penyebab penyakit yang sampai saatini spesifik menyerang
ikan Mas (Common carp) dan Ikan Koi. Virus tersebuttergolong sangat
ganas karena dapat menyebabkan kematian masal hingga mencapai100 % pada
populasi ikan Mas dan Koi di sentra-sentra budidaya perikanan. Kasus
wabah penyakit KHV tersebut pertama kali dilaporkan pada tahun 1998
diIsrael dan Amerika Serikat yang menyebabkan kematian masal ikan Mas
dan Koi.
Kerugian
ekonomi yang dialami Israel mencapai 4 juta dollar Amerika
Serikat(Tinman dan Bejerano, 2003). Di Indonesia serangan KHV pertama
kali dilaporkan pada awal tahun 2002 dan selama periode tersebut telah
menyebar ke seluruh pulauJawa dan Bali serta Sumatera bagian
Selatan. Wabah tersebut mengakibatkankerugian ratusan milyar
rupiah. Penularan dan penyebaran KHV yang sangat efektif adalah melalui
perdagangan dan distribusi komoditas ikan.
Gejala
yang ditimbulkan oleh serangan KHV, nafsu makan mendadak hilang,gerakan
ikan tidak normal dan megap-megap (operkulum bergerak cepat),
bercak putih pada insang yang selanjutnya berkembang menjadi geripis
pada ujung lamelladan akhirnya membusuk.
Oleh
sebab itu disebut penyakit virus insang membusuk.Dapat pula diikuti
perdarahan di sirip dan badan serta luka melepuh. Kematian terjadiantara
1 – 5 hari setelah gejala awal. Kematian mencapai 100 % dalam waktu
singkat.Kematian masal akibat KHV di farm-farm budidaya tersebut terjadi
padatemperatur air berkisar antara 17 – 25 derajat Celcius dan tingkat
kematian akanmenurun apabila suhu air berada di atas atau di bawah
kisaran temperatur tersebut.Keganasan KHV ditunjukkan oleh waktu
kematian yang berlangsung relatif sangatcepat setelah ikan menunjukkan
tanda-tanda awal terinfeksi KHV dan waktu penyebaran dan penularan KHV
yang relatif sangat cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar