Adapun pembagian kolam menurut fungsinya dibedakan sebagai berikut.
1. Kolam pemeliharaan induk
Kolam
pemeliharaan induk berfungsi sebagai tempat penyimpanan induk ikan yang
akan dikawinkan atau dipijahkan, dan tempat pemeliharaan induk ikan
yang telah selesai dipijahkan. Kolam pemeliharaan induk biasanya ada dua
buah, satu untuk induk
jantan dan lainnya untuk induk betina.
Sistem
pemasukan air yang ideal adalah secara paralel. Jadi kolam induk jantan
dan betina bisa mendapatkan air dari pintu air masing-masing. Jika
terpaksa, sistem pemasukan airnya boleh seri. Namun, harus diingat,
kolam induk betina harus berada di atas, supaya induk betina tidak
terangsang oleh sperma jantan yang keluar secara tidak sengaja.
2. Kolam pemijahan/perkawinan
Kolam
pemijahan berfungsi untuk mempertemukan induk jantan dan betina yang
telah matang telurnya, dengan melakukan manipulasi lingkungan terlebih
dulu agar pemijahan berhasil dengan baik. Untuk itu, kolam induk dan
kolam pemijahan ikan Cyprinus dan Puntius (ikan karper dan tawes) berada
pada tempat yang terpisah. Namun untuk ikan lele, gurami, arwana, dan
nila kolam pemeliharaan induk dan kolam pemijahannya bisa menjadi satu.
3. Kolam penetasan telur
Kolam
penetasan telur ini tidak terlalu mutlak dalam satu unit kolam.
penetasan telur biasanya dilakukan di kolam pemijahan. Beberapa
pengusaha menggantikan kolam penetasan telur ini
dengan akuarium yang ditempatkan dalam bangunan khusus yang disebut hatchery (tempat penetasan).
4. Kolam pendederan
Fungsi
kolam pendederan adalah untuk mendederkan atau membesarkan larva ikan
menjadi bibit ikan yang siap untuk dibesarkan. Kolam pendederan biasanya
berukuran antara 250-600 m2. Kolam pendederan biasanya terdiri lebih
dari satu kolam. Ada kolam pendederan I, kolam pendederan II, dan lain
sebagainya. Pada usaha budidaya ikan arwana, setelah telur dimuntahkan
dari mulut induk betina, penetasan sekaligus pendederannya dilakukan di
dalam akuarium. Mengingat telur ikan arwana berukuran besar, larva
arwana yang telah habis kuning telurnya pun memiliki ukuran yang luar
biasa yaitu sekitar 10-12 cm. Oleh karena itu, burayak arwana relatif
lebih mudah dirawat karena sudah bisa makan ikan kecil dan udang kecil,
tidak seperti larva ikan lainnya yang biasanya relatif kecil bukaan
mulutnya sehingga harus makan rotifera.
5. Kolam pembesaran
Kolam
pembesaran ikan tradisional biasanya berukuran sama atau lebih besar
dibandingkan kolam pendederan. Namun, dalam kurun waktu 30 tahun ini, di
daerah Jawa Barat telah dikembangkan pemeliharaan ikan di kolam air
deras yang lahannya sempit tetapi dengan kepadatan yang sangat tinggi.
Untuk pemeliharaan ikan secara intensif ini, debit air harus cukup besar
yaitu berkisar antara 10-15 liter/detik. Dan makanan tambahannya harus
bergizi tinggi, misalnya pelet yang mempunyai kandungan protein tidak
kurang dari 40%.
Selain itu, sekarang sudah berkembang
pemeliharaan ikan di jaring terapung yang bisa ditebarkan benih ikan
dengan kepadatan tinggi dan pemberian makanan tambahan. Selain itu ada
bentuk 'kolam' alternatif untuk pembesaran ikan. Di daerah Sumatera
Selatan ada 'kolam' pembesaran yang dikenal dengan nama hampang (pen
culture), di Jawa Timur ada sawah tambak, di Kalimantan Selatan ada
keramba yang panjangnya mencapai
puluhan kilometer. Di Jakarta sudah
sering dikenal pemeliharaan lele di kolam comberan, di Bekasi ada kolam
karpet dan lain sebagainya.
6. Kolam penumbuhan makanan alami
Kolam
ini tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan kolam yang telah
disebutkan terdahulu. Biasanya kolam ini dibuat dengan sengaja untuk
persediaan makanan bagi benih yang masih lemah, atau benih ikan yang
dirawat secara intensif misalnya benih ikan lele, benih udang, benih
ikan gurame, dan lain-lainnya.
7. Kolam pengendapan
Areal
perkolaman yang airnya berasal dari sungai yang banyak mengandung
endapan lumpur biasanya dilengkapi dengan kolam pengendapan. Kolam ini
dimaksudkan untuk mengendapkan lumpur, padatan anorganik maupun sampah
organik yang terikut air. Bila tidak ada kolam ini maka lumpur dan
sampah lainnya dapat mengakibatkan pendangkalan kolam. Selain kolam
pengendapan, biasanya dibangun juga bak filter (penyaring). Biasanya air
hasil
penyaringan dari bak filter ini dipakai untuk pemijahan ikan
dan penetasan telur. Sedangkan untuk kolam pendederan dan pembesaran,
airnya cukup dari bak pengendapan saja.
8. Kolam penampungan hasil
Kolam
ini berfungsi untuk menampung hasil benih maupun Ikan konsumsi yang
telah di panen dari kolam. Biasanya kolam ini tidak begitu luas.
Terkadang kolam ini berfungsi untuk pemberokan Ikan yang akan
diangkutjauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar