Tugas kimia
analisis
COD(Chemical Oxygen Demand), DO(Dissolved Oxygen
) Dan,
BOD (Biochemical Oxygen Demand)
OLEH :
HENDRA GUNAWAN
120330058
PROGAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2012
KATA PENGHANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Tugas MAKALAH
ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala. Maksud dan tujuan
MAKALAH ini adalah untuk mengetahui
tentang hukum hak azasi manusia. Adapun penyusunan Makalah ini berdasarkan
data-data yang di peroleh selama mengikuti perkuliahan, pasal dan buku – buku
pedoman.
Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan Makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak,karna itu saya
berterima kasih kepada pihak yang telah membantu saya sehingga makalah saya ini
dapat selesai tepat waktu.saya menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Demikian kata pengantar ini saya
buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi saya dan pembaca pada umumnya.
Reulet, MARET 2013
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Air merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena sifatnya
tersebut, maka tidak ada air dan perairan alami yang murni. Tetapi didalamnya
terdapat unsur dan senyawa yang lain. Dengan terlarutnya unsur dan senyawa
tersebut, terutama hara mineral, maka air merupakan faktor ekologi bagi makhluk
hidup. Walaupun demikian ternyata tidak semua air dapat secara langsung
digunakan memenuhi kebutuhan makhluk hidup, tetapi harus memenuhi kriteria
dalam setiap parameternya masing-masing
Berbagai sumber air yang
dipergunakan untuk keperluan hidup dan kehidupan dapat tercemar oleh berbagai
sumber pencemaran. Limbah dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan dapat menjadi penyumbang pencemaran terhadap air yang akan
dipergunakan, baik untuk keperluan makhluk hidup maupun untuk keperluan kehidupan yang lain. Keberadaan
Zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih akan menimbulkan
gangguan terhadap kualitas air. Keadaan ini akan menyebabkan oksigen terlarut
dalam air berada pada kondisi yang kritis, atau merusak kadar kimia air.
Rusaknya kadar kimia
air tersebut akan berpengaruh terhadap fungsi dari air itu sendiri. Sebagaimana
diketahui bahwa oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas
perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi
bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan kegiatan
biologis yang dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik. Sebagai
pengoksidasi dan pereduksi bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih
sederhana dan tidak beracun.
Disamping itu, oksigen
juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pernapasan. Organisme
tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan senyawa
kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih sederhana dan tidak beracun.
Oleh karena itu, untuk mengetahui kadar oksigen terlarut yang terdapat dalam
air perlu dilakukan pemeriksaan kadar oksigen.
Semakin besar nilai DO
pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya
jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.
Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung
biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Pemeriksaan kadar oksigen terlarut
didalam air untuk mengetahui tingkat pencemarannya, dapat diketahui melalui
pemeriksaan BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan pemeriksaan COD (Chemical
Oxygen Demand).
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
menentukan kadar kandungan DO (Dissolved
Oxygen ) pada sampel air limbah
2. Bagaimana
menentukan kadar kandungan BOD (Biochemical Oxygen
Demand) pada sampel air limbah !
3. Bagaimana
menentukan kadar kandungan COD (Chemical Oxygen
Demand) pada sampel air limbah !
C.
Tujuan Percobaan
1. Untuk
menentukan kadar kandungan DO (Dissolved
Oxygen ) pada sampel air limbah.
2. Untuk menentukan kadar kandungan BOD (Biochemical Oxygen Demand) pada sampel air limbah.
3. Untuk menentukan kadar kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) pada sampel air limbah.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian dan Karakteristik Air
Tercemar
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 173/Menkes/VII/77: Pencemaran air
adalah suatu peristiwa masuknya zat kedalam air yang mengakibatkan kualitas
(mutu) air tersebut menurun sehingga dapat menggangu atau membahayakan
kesehatan masyarakat.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 1990: Pencemaran air adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain
ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat
tertentu yang membahayakan yang mengakibatkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (Mukono, 2006. 18).
Menurut Mukono (2006. 19-20) beberapa faktor yang mempengaruhi pencemaran air,
meliputi:
1.
Mikroorganisme:
Salah satu indikator bahwa air tercemar adalah adanya mikroorganisme patogen
dan non patogen didalamnnya. Danau atau sungai yang terkontaminasi/ tercemar
mempunyai spesis mikroorganisme yang berlainan dari air yang bersih. Air yang
tercemar umumnya mempunyai kadar bahan organik yang tinggi sehingga pada
umumnya banyak mengandung mikroorganisme heterotropik yang akan menggunakan
bahan organik tersebut untuk metabolisme, misalnya bakteri coliform.
2.
Curah Hujan:
Curah hujan disuatu daerah akan menentukan volume dari badan air dalam rangka
mempertahankan efek pencemaran terhadapa setiap bahan buangan didalamnya
(deluting effects). Curah hujan yang cukup tinggi sepanjang musim dapat lebih
mengencerkan (mendispresikan) air yang tercemar.
3.
Kecepatan
Aliran air (Stream Flow): Bila suatu badan air memiliki aliran yang cepat, maka
keadaan itu dapat memperkecil kemungkinan timbulnya pencemaran air karena bahan
polutan dalam air akan lebih cepat terdispersi.
4.
Kualitas
Tanah: Kualitas tanah (pasir atau lempung) juga mempengaruhi pencemaran air,
ini berkaitan dengan pencemaran tanah yang terjadi di dekat sumber air.
Beberapa sumber pencemaran tanah dapat berupa bahan beracun seperti pestisida,
herbisida, logam berat dan sejenisnya serta penimbunan sampah secara
besar-besaran.
Ciri-ciri air yang mengalami pencemaran sangat bervariasi tergantung dari jenis
air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Sebagai contoh air
minum yang terpcemar mungkin rasanya akan berubah meskipun perubahan baunya
mungkin sukar dideteksi, bau yang menyengat mungkin akan timbul pada pantai
laut, sungai dan danau yang terpolusi, kehidupan hewan air akan berkurang pada
air sungai yang terpolusi berat, atau minyak yang terlihat terapung pada
permukaan air laut menunjukkan adanya polusi. Tanda-tanda polusi air yang
berbeda ini disebabkan oleh sumber dan jenis polutan yang berbeda-beda pula
(Faisal.2010).
Menurut Effendi (2003), air yang dikatakan tercemar dapat dilihat dari beberapa
aspek karakteristik air itu sendiri, yang mana karakteristik itu pula dibagi
dalam 2 karakter yaitu:
1.
Karakteristik fisik meliputi :
a.
Suhu : Secara umum, kenaikan suhu perairan
akan mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih
banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh
aktifitas penebangan vegetasi disekitar sumber air tersebut, sehingga
menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer
yang ada secara langsung atau tidak langsung.
b.
Kekeruhan :
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik,
kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air
dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan warna
air tergantung pada warna air yang memasuki badan air. Kekeruhan dengan kadar
semua jenis zat suspensi tidak dapat dihubungkan secara langsung, karena
tergantung juga kepada ukuran dan bentuk butiran.
c.
Bau dan rasa
: Air yang baik idealnya tidak berbau dan tidak berasa. Bau air dapat
ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan akibat
tidak langsung terutama sistim sanitasi, sedangkan rasa asin disebabkan adanya
garam-garam tertentu larut dalam air, dan rasa asam diakibatkan adanya asam
organik maupun asam anorganik.
d. Warna : Dalam proses pengolahan air
warna merupakan salah satu parameter fisika yang digunakan sebagai persyaratan
kualitas air baik untuk air bersih maupun untuk air minum. Perinsip yang
berlaku dalam penentuan parameter warna adalah memisahkan terlebih dahulu zat
atau bahan-bahan yang terlarut yang menyebabkan kekeruhan.
2.
Dan untuk Karakteristik Kimia Menurut Mestati
(2007) meliputi :
a.
Derajat Keasaman (pH air) : Penting
dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas
oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut
aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH
yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan
beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat menggangu kesehatan
b.
Kesadahan : Kesadahan air adalah kandungan
mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya Ion Kalsium (Ca) dan Magnesium
(Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah juga merupakan air yang memiliki
kadar mineral yang tinggi. Air dengan kesadahan yang tinggi memerlukan sabun
lebih banyak sebelum terbentuk busa
B.
Pengertian DO, BOD dan COD
Kehidupan mikroorganisme, seperti
ikan dan hewan air lainnya, tidak terlepas dari kandungan oksigen yang terlarut
di dalam air, tidak berbeda dengan manusia dan mahluk hidup lainnya yang ada di
darat yang juga memerlukan oksigen dari udara agar tetap dapat bertahan hidup,
karena air yang tidak mengandung oksigen tidak dapat memberikan kehidupan bagi
mikroorganisme, ikan dan hewan air lainnya.
Untuk memenuhi kehidupannya, manusia
tidak hanya tergantung pada makanan yang berasal dari daratan saja (beras,
gandum, sayuran, buah dan daging), akan tetapi juga tergantung pada makanan
yang berasal dari air (ikan, kerang, cumi-cumi dan rumput laut).
Tanaman yang ada di dalam air, dengan
bantuan sinar matahari melakukan fotosintesis yang menghasilkan oksigen dimana
oksigen yang dihasilkan dari akan larut di dalam air. Selain itu, oksigen yang
ada di udara dapat masuk pula ke dalam air melalui proses difusi yang secara
lambat menembus permukaan air. Konsentrasi oksigen yang terlarut di dalam air
tergantung pada tingkat kejenuhan air itu sendiri, kejenuhan air dapat
disebabkan oleh koloidal yang melayang di dalam air oleh jumlah larutan limbah
yang terlarut di dalam air, selain itu suhu air dan tekanan udara juga dapat
mempengaruhi konsentrasi oksigen yang terlarut di dalam air dikarenakan tekanan
udara mempengaruhi kecepatan difusi oksigen dari udara ke dalam air (Rezki.
2010).
Kemajuan industri dan teknologi
seringkali berdampak pula terhadap keadaan air lingkungan, baik air sungai, air
laut, air danau maupun air tanah. Dampak ini disebabkan oleh adanya pencemaran
air yang disebabkan oleh berbagai faktor. Pada umumnya air lingkungan yang
telah tercemar kandungan oksigennya sangat rendah, hal dikarenakan oksigen yang
terlarut di dalam air diserap oleh mikroorganisme untuk memecah/ mendegradasi
bahan buangan organik sehingga menjadi bahan yang mudah menguap (yang ditandai
dengan bau busuk).
Pada umumnya air lingkungan yang
telah tercemar kandungan oksigennya sangat rendah. Hal itu karena oksigen yang
terlarut di dalam air diserap oleh mikroorganisme untuk memecah/mendegradasi
bahan buangan organik sehingga menjadi bahan yang mudah menguap yang ditandai
dengan bau busuk. Selain dari itu, bahan buangan organik juga dapat bereaksi
dengan oksigen yang terlarut di dalam air organik yang ada di dalam air, makin
sedikit sisa kandungan oksigen yang terlarut di dalamnya. Bahan buangan organik
biasanya berasal dari industri kertas, industri penyamakan kulit, industri
pengolahan bahan makanan (seperti industri pemotongan daging, industri
pengalengan ikan, industri pembekuan udang, industri roti, industri susu,
industri keju dan mentega), bahan buangan limbah rumah tangga, bahan buangan
limbah pertanian, kotoran hewan dan kotoran manusia dan lain sebagainya (Habib.
2011).
Oksigen terlarut ( DO
) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal darifotosintesa dan
absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut di suatu perairan sangatberperan
dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Oksigenterlarut
(dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan
kebutuhanoksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam
analisiskualitas air (Ficca. 2009).
Dengan melihat kandungan oksigen
yang terlarut di dalam air dapat ditentukan seberapa jauh tingkat pencemaran
air lingkungan telah terjadi. Dapat diketahui dengan menggunakan uji COD dan
BOD.
BOD singkatan dari Biochemical Oxygen
Demand, atau kebutuhan oksigen biologi untuk memecah (mendegradasi) bahan
buangan didalam air limbah oleh mikroorganisme. Dalam hal ini bungan organik
akan dioksidasi oleh mikroorganisme didalam air limbah, proses ini adalah
alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang
cukup.
Sedangkan COD (Chemical Oxygen
Demand) atau oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan didalam
air, dalam hal ini bahan buangan organik akan dioksidasi oleh bahan kimia yang
digunakan sebagai sumber oksigen oxidizing agent (Habib. 2011).
C. Prinsip Pemeriksaan BOD dan COD
COD
(Chemical Oxygen Demand = Kebutuhan Oksigen Kimia) adalah jumlah oksigen (mg
O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organic yang ada dalam sampel air,
dimana pengoksidasi K2 Cr2 O7 digunakan
sebagai sumber oksigen (oxidizing agent). Angka COD merupakan ukuran bagi
pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasikan
melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut
dalam air (Anonim, 2011).
Oksidi-reduktometri merupakan salah satu macam titrasi. Oksidi-reduktometri
adalah metode titrimetri berdasarkan reaksi reduksi dan oksidasi dari titran
dan titrat. Oksidi-reduktometri digunakan untuk analisis logam dalam suatu
persenyawaan dan analisis senyawa organik. Oksidimetri adalah teknik titrasi
yang menggunakan titran sebagai suatu oksidator. Salah satu teknik ini adalah
permanganometri. Pada metode ini, titran yang digunakan adalah ion permanganat,
khususnya dalam bentuk garam kalium permanganat. Ion permanganat bertindak
sebagai oksidator dengan hasilreaksi berupa ion Mn
2+ (Rezki, 2010).
Biological
Oxygen Demand (BOD) atau Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) adalah suatu analisa
empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang
benar-benar terjadi di dalam air Sedangkan angka BOD adalah jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua zat
organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam
air. Melalui kedua cara tersebut dapat ditentukan tingkat pencemaran air
lingkungan (Habib, 2011).
Pada titrasi iodometri, analit
yang dipakai adalah oksidator yang dapat bereaksi dengan I- (iodide) untuk
menghasilkan iod, iod yang terbentuk secara kuantitatif dapat dititrasi dengan
larutan tiosulfat. Dari pengertian diatas maka titrasi iodometri adalah dapat
dikategorikan sebagai titrasi kembali. Metode titrasi iodometri langsung
(kadang-kadang dinamakan iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan
iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (kadang-kadang dinamakan
iodometr i), adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam
reaksi
kimia (Dinda, 2010)
kimia (Dinda, 2010)
Perbedaan
dari kedua cara uji oksigen terlarut di dalam air secara garis besar yaitu
chemical oxygen demand adalah kapasitas air untuk menggunakan oksigen selama
peruraian senyawa organik terlarut dan mengoksidasi senyawa anorganik seperti
amonia dan nitrit. Sedangkan biological (biochemical) oxygen demand adalah
kuantitas oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme aerob dalam menguraikan
senyawa organik terlarut. Jika BOD suatu air tinggi maka dissolved oxygen (DO)
menurun karena oksigen yang terlarut tersebut digunakan oleh bakteri.
Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh
banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat
dianjurkan disamping paramter lain seperti BOD dan COD. Di dalam air, oksigen
memainkan peranan dalam menguraikan komponen-komponen kimia menjadi komponen
yang lebih sederhana. Oksigen memiliki kemampuan untuk beroksida dengan zat
pencemar seperti komponen organik sehinggazat pencemar tersebut
tidak membahayakan. Oksigen juga diperlukan oleh mikroorganisme, baik yang
bersifat aerob serta anaerob, dalam proses metabolisme. Dengan adanya oksigen
dalam air, mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan kandungan dalam
air (Rizki, 2010).
Untuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan
mengamati beberapa parameter kimia seperti aksigen terlarut (DO). Semakin
banyak jumlah DO (dissolved oxygen )
maka kualitas air semakin baik. Jika kadar oksigen terlarut yang terlalu
rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang
mungkin saja terjadi.
Satuan DO dinyatakan dalam persentase saturasi.Oksigen terlarut dibutuhkan
oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat
yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan
dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasibahan
± bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen. dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi
dari udara bebas dan hasilfotosintesis organisme yang hidup dalam perairan
tersebut (Salmin, 2000).
BAB III
METODE
PERCOBAAN
A.
Alat dan Bahan
1. Alat
a.
Botol
winkler
b.
Botol aqua
sedang
c.
Buret dan
statif
d.
Botol
semprot
e.
Erlenmeyer
f.
Kaki tiga
g.
Batang
pengaduk
h.
Gelas kimia
i.
Spritus
j.
Sunglite
k.
Pipet sedot
l.
Pipet skala
1ml dan 10ml
2. Bahan
a.
Air limbah
(sampel)
b.
Aquades
c.
Larutan
alkali iodida azida
d.
Larutan H2SO4
pekat
e.
Larutan H2SO4
4N
f.
Larutan KMnO4
0,05N
g.
Larutan H2C2O4
0,05 N
h.
Larutan MnSO4
40%
i.
Larutan Na2S2O3
0,025 N
j.
Tissu
B.
Prosedur Kerja
1. BOD dan DO
a.
Pengambilan
sampel air limbah di Fakultas Sains dan Teknologi menggunakan botol winkler
tanpa gelembung
b.
Menambahkan
2 mL larutan MnSO4 40%, dan mendiamkan larutan selama beberapa
menit untuk menghomogenkan
c.
Menambahkan
2 mL alkali iodida azida, kemudian mendiamkan hingga muncul endapan berwarna
coklat dan memindahkan larutan kegelas kimia kemudian dikocok
d.
menambahkan
2 mL H2SO4 pekat hingga endapan larut, lalu mengambil
100 mL dan memindahkan larutan kedalam erlenmeyer
e.
Larutan yang
berada didalam erlenmeyer siap untuk dititrasi dengan larutan Na2 S2
O3 0,025N
f.
Menambahkan
indikator amilum dan melanjutkan kembali dengan titrasi hingga warna biru
hilang, kemudian catat volume titrasi.
2. COD
a.
Memasukkan
100 mL sampel tanpa gelembung kedalam erlenmeyer
b.
Menambahkan
5 mL H2SO4 4N dan menambahkan lagi dengan 10 mL larutan
KMnO4 lalu memanaskannya hingga mendidih kurang lebih 5 menit
c.
Menambahkan
10 mL H2C2O4 0,05N kemudian menitrasi selagi
panas dengan larutan KMnO4 0,05N hingga larutan berwarna merah muda.
Dan catat hasil volume.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1. Oksigen
Terlarut (DO0)
Zat yang
bereaksi
|
Hasil
pengamatan
|
Sampel air
+ MnSO4 40% + alkali iodida azida
|
Larutan
keruh, terbentuk endapan warnanya putih susu
|
Ditambahkan
asam fulfat
|
Larutan
orange, endapan larut kembali
|
Dititrasi
dengan Na2 S2 O3
|
Larutan
kuning muda
|
Ditambahkan
indikator amilum
|
Larutan
berwarna biru gelap
|
Dititrasi
Na2 S2 O3
|
Larutan
bening
|
2. Oksigen
Terlarut (DO4)
Zat yang
bereaksi
|
Hasil
pengamatan
|
Sampel air
+ MnSO4 40% + alkali iodida azida
|
Larutan
keruh, terbentuk endapan warnanya putih susu
|
Ditambahkan
asam fulfat
|
Larutan
orange, endapan larut kembali
|
Dititrasi
dengan Na2 S2 O3
|
Larutan
kuning tua
|
Ditambahkan
indikator amilum
|
Larutan
berwarna biru gelap
|
Dititrasi
Na2 S2 O3
|
Larutan
bening
|
3. Chemical
Oxygen Demand (COD)
Zat yang
bereaksi
|
Hasil
pengamatan
|
100ml
sampel + 5ml H2SO4 4N + 10ml KMnO4
|
Larutan
jernih dan berwarna ungu
|
Dipanaskan
hingga mendidih +5 menit + 10ml H2C2O4
0,05 N
|
Larutan
menjadi kemerah-merahan dan berubah menjadi bening
|
Larutan
dititrasi selagi panas dengan larutan KMnO4 0,05 N
|
Hingga
berwarna merah muda
|
B. Perhitungan
1. COD
a. Rumus
Keterangan :
A = Volume Titran
B = N KMnO4
C = N H2C2O4
b. Penyelesaian
COD
= [(10ml + 6,6ml) x 0,05 grek/L] x 31,6 gram/grek x 1000 mg/gram
100 ml
= (16,6ml x 0,05 grek/L) – (0,5 grek/L) x 31,6 gram/grek x 1000 mg/gram
100 ml
=
(0,83 grek/L ml – 0,5 grek/L x m) x 31600 mg/grek x 1000 mg/gram
100 ml
=
0,33 grek/L . ml x 31600 mg/grek
100 ml
= 10428
mg = 104,28 mg/L
100 L
C.
Pembahasan
Air merupakan suatu persenyawaan
kimia yang sangat sederhana yang terdiri dari dua atom hidrogen (H) berikatan
dengan satu atom (O), secara simbolik air dinyatakan sebagai H2O.
Air serta bahan-bahan dan energi dikandung didalamnya merupakan lingkungan bagi
jasad-jasad air.
Dalam pengolahan air limbah dikenal tiga parameter utama yaitu, oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO), kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) atau Biologycal Oxygen Demand (BOD) dan kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) atau Chemical Oxygen Demand (COD).
Dalam pengolahan air limbah dikenal tiga parameter utama yaitu, oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO), kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) atau Biologycal Oxygen Demand (BOD) dan kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) atau Chemical Oxygen Demand (COD).
Pada praktikum kali ini, dilakukan
pengujian BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand)
dengan menggunakan botol winkler. Sampel yang digunakan adalah air limbah
dari Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Alauddin Makassar. DO adalah oksigen
terlarut yang merupakan parameter penting dalam pemeriksaan kualitas air. Kadar
DO dalam air dapat ditentukan menggunakan dua cara yaitu model titrasi dengan
cara winkler dan metode elektrokimia. Namun dalam praktikum ini, digunakan
metode winkler.
Adapun bahan-bahan yang digunakan
pada percobaan kali ini antara lain adalah aquades, air sampel, H2SO4
pekat, larutan alkali iodida azida, larutan H2SO4 4N,
Larutan KMnO4 0,05N, Larutan H2C2O4 0,05
N, Larutan MnSO4 40%, Larutan Na2S2O3
0,025 N. Pada uji Dissolved Oxygen (DO) dan uji Biological Oxygen Demand (BOD)
perlakuan awal yang dilakukan ialah memasukkan sampel ke dalam botol winkler
yang bertutup dengan cara mencelupkan botol 450 dalam air kemudian
menutupnya agar tidak terdapat gelembung udara yang dapat mempengaruhi
kandungan oksigen pada sampel.
Kemudian menambahkan 2 mL larutan
MnSO4 40% dalam botol yang berisi sampel, penambahan MnSO4
ini berfungsi untuk mengikat oksigen menjadi Mn(OH)2 yang kemudian
akan teroksidasi menjadi MnO2 berhidrat. Selanjutnya menambahkan
larutan alkali-iodida-azida dengan cara yang sama yaitu memasukkan ujung pipet
ke dalam larutan agar tidak terjadi percikan dan pereaksi tidak keluar dari
botol karena larutan ini sangat beracun. Penambahan pereaksi
alkali-iodida-azida ini berfungsi sebagai katalisator karena zat organik sangat
sukar bereaksi kemudian larutan di biarkan beberapa saat hingga terbentuk
endapan cokelat.
Setelah terbentuk endapan cokelat,
larutan kemudian dipindahkan kedalam erlenmeyer kemudian menambahkan larutan
asam sulfat (H2SO4) yang berfungsi untuk melarutkan
endapan. Setelah endapan larut, dilanjutkan dengan menitrasi larutan dengan
menggunakan natrium tiosulfat (Na2S2O3) hingga
larutan berwarna kuning kemudian menabahkan indikator amilum (kanji) hingga berwarna
biru. Indikator kanji ini berfungsi sebagai indikator yang mengikat ion-ion
yang ada pada larutan alkali-iodida-azida karena warna biru tua kompleks pati –
iod berperan sebagai uji kepekaan terhadap iod. Kepekaan itu lebih besar dalam
larutan sedikit asam dari pada dalam larutan netral dan lebih besar
dengan adanya ion iodida.
. Petitrasi dilakukan hingga warna
biru hilang, volume natrium tiosulfat (Na2S2O3)
yang diperoleh adalah 1,9 mL. Dari hasil perhitungan diperileh jumlah DO pada
sampel sebesar 2,6 mg/L.
Metode Winkler dalam
menganalisis oksigen terlarut (DO) adalah dimana dengan cara titrasi
berdasarkan metoda winkler lebih analitis, teliti dan akurat apabila
dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang perlu diperhatikan dalam
titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan
dan penambahan indikator amilumnya. Dengan mengikuti prosedur yang tepat
dan standarisasi secara analitis, akan diperoleh hasil penentuan oksigen
terlarut yang lebih akurat. Sedangkan cara DO meter, harus diperhatikansuhu dan
salinitas sampel yang akan diperiksa.
Sedangkan pada uji Chemical Oxygen
Demand (COD) perlakuan awal yang dilakukan yaitu memasukkan sampel ke dalam
erlenmeyar, kemudian menambahkan asam sulfat (H2SO4) dan
KMnO4 pada larutan sehingga larutan berubah warna menjadi ungu,
kemudian menaskan larutan hingga mendidih dalam beberapa menit. Selanjutnya
menambahkan asam oksalat (H2C2O4) hingga
larutan berubah warna menjadi bening lalu larutan dititrasi dengan menggunakan
KMnO4 hingga berubah merah muda. Titrasi dilakukan dalam keadaan panas karena
pemanasan berfungsi untuk mempercepat reaksi titrasi. Dari hasil perhitungan diperileh jumlah COD pada sampel
sebesar 104,28 mg/L.
Dari pemeriksaan yang
dilakukan praktikan diperoleh hasil 2,6 mg/L, BOD adalah 150 mg/L. Dari hasil
ini dapat diketahui bahwa kandungan BOD pada air limbah Fakultas Sains Dan
Teknologi masih aman karna belum melebihi nilai standar pencemaran air, dan
masih berdampak positif untuk kelangsung hidup mikroorganisme yang hidup di
air.
Sedangkan untuk pemeriksaan COD,
menyiapkan 100ml sampel yang kemudian ditambahkan 5ml H2SO4
4N dan 10ml larutan KMnO4 sehingga larutan berwarna ungu,
selanjutnya dipanaskan hingga mendidih kurang lebih 5 menit dan tambahkan 10ml
larutan H2C2O4 0,05N dan kemudian larutan
berwarna kemerah-merahan.. larutan dititrasi selagi panas dengan larutan KMnO4
0,05N hingga berwarna merah muda titrasi dapat dihentikan, hasil yang kami
dapatkan dari pemeriksaan ini 6,6ml.
Adapun hasil dari pemeriksaan COD
yang dilakukan praktikan, hasil yang diperoleh adalah 104,20 mg/L.
DAFTAR
PUSTAKA
Denis Rica. 2010. Kualitas dan Kuantitas Air Bersih Untuk
Pemenuhan Kebutuhan Manusia. Didownload dari file:///D:/refrensi%20BOD%20COD/KUALITAS%20DAN%20KUANTITAS%20AIR%20BERSIH%20UNTUK%20PEMENUHAN%20KEBUTUHAN%20MANUSIA%20%C2%AB%20JURNAL%20URIP%20SANTOSO.htm. Diakses 27
Oktober 2011
Erik. 2010. Pengertian COD dan BOD. Didownload dari
http://erikarianto.wordpress.com/2008/01/10/pengertian-cod-dan-bod/. Diakses 21
Oktober 2011
Fitri. 2011. Pembuatan DO, COD dan BOD. Didownload dari http://chemiztriituindah.blogspot.com/2011/07/pembuatan-do-cod-dan-bod.html.
Diakses 27 Oktober 2011
Hidayat Wahyu. 2008. Teknologi Pengolahan Air Limbah.
Didownload dari file:///D:/bod%20cod/Teknologi%20Pengolahan%20Air%20Limbah%20-%20Majari%20Magazine.htm. Diakses 27
Oktober 2011
Mershaly. 2010. Laporan Praktikum Kimia Air. Didownload dari http://mershaly.wordpress.com/2010/01/05/laporan-praktikum-kimia-air/. Diakses 20 Oktober 2011
Mulia, Ricki M. Kesehatan
Lingkungan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005
Mukono. H. J. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Surabaya: Airlangga University
Press. 2006
Pratama Rezki. 2010. Laporan Praktikum Analisa Terapan Kandungan
BOD dan COD Dalam Sampel Air Limbah. Didownload dari http://scients.darkbb.com/kimia-analitik-f7/cod-dan-bod-t12.htm. Diakses 20
Oktober 2011
Salmin. 2000. Kebutuhan Oksigen
Telarit (DO). Didownload dari http://annisanfushie.wordpress.com.kebutuhan-oksigen-terlarut-2000-(DO). Dikases 21
Oktober 2011
Susilawaty, Andi, dkk. Panduan Praktikum Kesehatan Lingkungan,
Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2011
Syabatini Annisa. 2009. Laporan Praktikum Kimia Analitik II
Percobaan Iodometri dan Iodimetri. Didownload dari http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/iodometri-dan-iodimetri/. Diakses 21
Oktober 2011
Umar Nisbantoro Faisal. 2010. Pencemaran Air Dan Sifat Air Tercemar,
Didownload dari http://industri10faisal.blog.mercubuana.ac.id/2011/06/24/pencemaran-air-dan-sifat-air-tercemar/. Diakses 20
Oktober 2011
2 komentar:
lucu dapus habibnya gk ada di referensi
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Posting Komentar