LAPORAN
PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
PENGGOLONGAN,BENTUK TUBUH DAN BAGIAN TUBUH IKAN
OLEH :
HENDRA
GUNAWAN
120330058
PROGAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan saya rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan
ikhtiologi yang berjudul “ Penggolongan,
Bentuk Tubuh, dan Bagian Tubuh Ikan” dapat terselesaikan tepat pada waktu
yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini, saya
mengucapkan terimakasih kepada asisten pembimbing yaitu bang rizal yang telah banyak membantu saya memberikan
arahan-arahan, saran, bimbingan serta petunjuk selama praktikum dilaksanakan.
Saya telah berupaya memaksimalkan
tenaga, waktu dan pikiran saya untuk membuat kesempurnaan laporan ini. Namun
tidak tertutup kemungkinan banyak kesalahan yang tidak sengaja dalam penulisan
laporan ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Sebagai penutup, saya mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penulisan
laporan ini.
reulet, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Isi
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................
i
DAFTAR ISI.............................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................
iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang.........................................................................
1
1.2. Tujuan dan
Manfaat.................................................................
1
II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................
3
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan
Tempat..................................................................
5
3.2. Bahan dan
Alat........................................................................
5
3.3. Metode
Praktikum...................................................................
5
3.4. Prosedur
Praktikum.................................................................
5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil.........................................................................................
7
4.2.
Pembahasan.............................................................................
13
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan..............................................................................
16
5.2.
Saran........................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
18
LAMPIRAN..............................................................................................
20
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Ikan Sardin (Sardinella sirin)......................................................................
11
Ikan Pari (Trygon sephen)...........................................................................
11
Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)...........................................................
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Alat-alat yang
digunakan............................................................................
21
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Ikan adalah hewan vertebrata
(bertulang belakang) yang bernafas dengan insang, bergerak dengan sirip, hewan
berdarah dingin (poikiloterm), dan hidup di air baik di air tawar maupun di air
laut.
Ikan dapat ditemukan di semua
“genangan” air yang berukuran besar baik air payau maupun air asin pada
kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah
permukaan air. (www.google.com).
.
Ikan terdapat dua grup yaitu agnatha
dan gnathostomata. Yang masing-masing memiliki tiga kelas utama. Kelas pertama
merupakan kelas cephalospidomophi, kelas kedua merupakan kelas condrichthyes,
kelas ketiga merupakan kelas osteichthyes. Bentuk ikan terbagi dua yaitu
bilateral simetris dan non bilateral simetris. Bentuk tubuh ikan bermacam-macam
misalkan pipih mendatar, torpedo, pipih (compressed), pipih (depressed), ular,
bola, pipa, dan lain-lain (Penuntun Praktikum ichthyology, 2011).
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari
praktikum ini adalah agar dapat mengetahui jenis ikan yang bilateral simetris
dan non bilateral simetris. Adapun ikan yang bilateral simetris adalah ikan
yang apabila tubuhnya dibelah dua secara membujur/memanjang tubuh mulai dari
pertengahan ujung kepala sampai ke ujung ekor, maka akan menghasilkan dua
belahan tubuh yang sama. Sedangkan non bilateral simetris adalah ikan yang
apabila tubuhnya dibelah menjadi dua secara membujur, maka belahan sebelah
kanan tidak merefleksikan belahan sebelah kiri.
Selain itu,
tujuan dari diadakannya pratikum ini adalah agar dapat mendeskripsikan dan
mengidentifikasi ikan serta dapat dengan mudah menggolongkan jenis-jenis ikan
yang masih termasuk satu golongan ataupun dapat membedakan dengan mudah
ikan-ikan yang berlainan jenis.
Adapun manfaat dari hasil laporan
praktikum ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan
informasi dasar mengenai bidang dan arah dari jenis spesies ikan sehingga dapat
menghasilkan kelestarian speies ikan bagi pihak-pihak yang memerlukannya dan
dapat juga diterapkan dalam berbagai kepentingan yang berhubungan dengan
praktikum ini dimasa yang akan datang serta dapat menggolongkan berbagai jenis
ikan sehingga mudah untuk dikenal dan dipelajari.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Morfologi Ikan
Bentuk tubuh
ikan beradaptasi dengan cara, tingkah laku, dan kebiasaan hidup di dalam suatu
habitat hidup ikan. Dengan kata lain, habitat atau lingkungan dimana ikan itu
hidup akan berpengaruh terhadap bentuk tubuh; sedangkan cara bergerak maupun
tingkah lakunya akan berbeda dari satu habitat ke habitat lainnya. Ikan akan
menyesuaikan diri terhadap faktor-faktor fisika, kimia, biologis dari habitat
ikan yang bersangkutan, misalnya kedalaman air, suhu air, arus air, pH,
salinitas, dan makhluk-makhluk lainnya seperti plankton, jasad-jasad renik,
benthos, dan sebagainya (Saanin H,1968).
2.1.1. Sisik
Menurut
Huisman (1992), Sisik sering diistilahkan sebagai rangka dermis karena sisik
dibuat di dalam lapisan dermis. Disamping ikan yang bersisik, juga terdapat
ikan yang sama sekali tidak bersisik misalnya ikan yang termasuk dalam sub-ordo
Siluroidea. Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik
ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu placoid, cosmoid, ganoid,
cycloid, ctenoid.
Menurut Fujaya (2004), sisik merupakan salah satu bagian dari ikan di dalam lapisan dermis. Berdasarkan bentuk dan
bahan yang terkandung sisik dapat dibedakan menjadi lima, yaitu :
a.
Placoid
Sisik placoid berbentuk seperti duri bunga mawar (duri halus) dan dasarnya
membulat atau bujur sangkar. Bagian yang menonjol keluar dari epidermis
berbentuk seperti duri. Susunannya hampir sama seperti gigi manusia. Sisik jenis ini hanya terdapat pada ikan bertulang rawan.
b. Cosmoid
Sisik ini terdiri dari
beberapa lapisan yang berturut-turut dari luar yaitu vitrodentine, cosmine,
dan isopedine. Pertumbuhannya hanya pada bagian bawah. Sedangkan pada
bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup. Sisik jenis ini hanya terdapat pada
ikan-ikan primitif dan fosil.
c. Ganoid
Sisik ini terdiri dari
beberapa lapisan, yaitu ganoine, cosmine, dan isopedine.
Lapisan terluar dinamakan ganoine materialnya terdiri dari garam-garam
anorganik. Di bawahnya terdapat lapisan seperti cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine.
d. Cycloid
Disebut juga sisik lingkaran, yaitu sisik yang mempunyai bentuk bulat,
tipis transparan, mempunyai lingkaran pada bagian belakang dan bergerigi. Sisik
ini kepipihannya sudah tereduksi menjadi sangat tipis fleksibel, transparan,
dan tidak mengandung dentine ataupun enamel. Pertumbuhan sisik terjadi pada
bagian atas maupun bawah. Sisik ini terdapat pada ikan Teleostei.
e.
Ctenoid
Sisik
ini pada dasarnya sama dengan sisik cycloid,
kecuali pada bagian posterior sisik ini dilengkapi dengan ctenii (semasam gerigi kecil). Fokus
merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di
tengah-tengah sisik. Sisik ctenoid disebut
juga sisik sisir, yaitu sisik yang mempunyai bentuk agak persegi.
2.1.2. Warna
Ikan mempunyai warna tubuh yang sederhana dan dapat dilihat dari habitatnya.
Warna ikan disebabkan oleh schemachrome dan biochrome. Sel khusus yang
memberikan ikan warna ada dua macam yaitu Iridocyte dan chromatophore (Sugiri,1992).
2.1.3. Tipe Sirip
Ikan
Menurut Ridwan (1992), tipe sirip pada ikan ada dua yaitu:
1.
Sirip tunggal, terdiri dari sirip punggung (dorsalis),
sirip ekor (caudalis), dan sirip dubur (analis).
2. Sirip berpasangan, terdiri dari sirip
perut (ventralis) dan sirip dada (pectoralis).
2.1.4. Bentuk Tubuh
Menurut Nontji (1993), secara umum bentuk tubuh ikan dapat dibedakan
menjadi:
1. Fusiform (torpedo), bentuk tubuh ramping,
potongan melintang, berbentuk elips, ekornya sempit. Ikan ini berenang cepat,
dan hidup di perairan terbuka. Contohnya ikan tuna, ikan selar, dan ikan
kembung.
2.
Compressed (pipih), tubuhnya pipih secara lateral dan pipih secara dorsoventral.
Berenang dengan kecepatan konstan, lambat pada kondisi biasa tetapi bila ada
bahaya mampu berenang dengan cepat. Contohnya
famili Cyprinidae misalnya ikan mas (Cyprinus carpio).
3.
Dipressed (pipih secara lateral), hidup di dasar perairan, contohnya ikan Pari Elang
(Aeobatis narinari)
4.
Anguliform (seperti ular), bentuk tubuh sangat panjang dan penampang lintang
membundar. Contohnya belut (Monopterus
albus) dan sidat (Anguilla anguilla).
5. Filiform (seperti benang), terdapat
pada famili Nemichtyuae. Bentuk tubuh
panjang seperti benang dan sangat tipis.
6. Globiform (bentuk bola), bentuk bola akan
tampak ketika ikan dalam keadaan bahaya karena ikan akan mengembangkan tubuhnya
semaksimal mungkin. Contohnya famili Tetraodontidae.
7.
Taeniform (seperti pita), terdapat pada famili Trachypterydae dan Trichiuridae.
8.
Sagitiform (bentuk pipih), contohnya pada ikan pike dari famili Esociadae dan
famili Lepisostidae. Bentuk tubuh
ikan memanjang, sirip tunggalnya terletak jauh di belakang dekat sirip ekor.
9.
Bentuk kombinasi, contohnya pada famili Claridae dan Pengasiudae.
Mempunyai kepala yang picak, badan yang
membundar dan lonjong serta bagian ekor yang pipih.
2.1.5. Bentuk ekor
Menurut
Hadiwiyoto (1993), pada garis besarnya bentuk ekor ikan ada enam, yaitu :
a. Rounded, bentuk seperti huruf D
(membulat)
b. Truncate, bentuk dengan lekukan agak
datar.
c. Emerginate, bentuk dengan lekukan agak
ke dalam.
d. Lunate, bentuk seperti bulan sabit,
tipe ekor ikan perenang cepat.
e. Forked, bentuk dengan lekukan yang dalam
dan tajam.
f. Cambuk, bentuk seperti cambuk.
2.1.6. Tipe Mulut
Menurut Huisman
(1992), mulut ikan dibagi menjadi empat tipe yaitu:
1. Terminal, yaitu mulut ikan terletak di ujung kepala ikan.
2. Sub terminal, yaitu mulut ikan terletak di dekat ujung kepala ikan.
3. Superior, yaitu mulut ikan terletak di
bagian atas kepala.
4. Inferior, yaitu mulut ikan terletak di
bagian bawah kepala.
2.1.7. Letak sirip
perut terhadap sirip dada
Menurut Afrianto (1996), berdasarkan letak sirip perut terhadap sirip dada
terdapat empat tipe antara lain :
1. Abdominal, letak sirip perut di belaka
2. Yugular, letak sirip perut di depan sirip dada.
3. Toracic, letak sirip perut di bawah sirip dada.
4. Subabdominal, letak sirip perut sedikit di belakang sirip dada
2.1.8. Tulang
tambahan tutup insang
Menurut Ridwan (1992), Tulang tambahan tutup insang pada ikan ada empat
jenis, tetapi tidak semua jenis ikan mempunyai tulang tambahan pada tutup
insang. Tulang ini hanya terdapat pada beberapa jenis ikan saja. Keempat tulang
tambahan tutup insang itu adalah operculum, preoperculum, sub operculum, dan
inter operculum.
2.2.
Literatur
2.2.1. Ikan Biji Nangka(Upeneus
mullocensin.)
Klasifikasi ikan biji nangka adalah termasuk
kedalam ordo: Malacoptergii, famili: Mugilidae, genus: Upeneus, spesies:
Upeneus mullocensin.(Saanin, 1984)
Ikan biji nagka (Upeneus mullocensin) hidup
dilaut hangat. Ikan ini sering disebut belanak merah. Ikan Biji nagka bertubuh
panjang dan bersisik besar, bermulut kecil. Matanya terletak di sisi atas
kepala. Dibawah dagunya terdapat dua sungut peraba panjang untuk mencari
makanan didasar laut. Sungut ini dapat dimasukkan kedalam alur tenggorakannya
bila tidak digunakan. biji nangka biasanya berwarna merah dan kuning, ada yang
dapat berubah warna (Shaw, 1990)
Moncong kepalanya tumpul, bibir yang berbentuk “V”
jika dilihat dari depan terletak pada sudut oncong. sisik-sisiknya besar, sirip
punggung pertama memiliki empat duri dan terpisah dengan sirip kedua yang hanya
memiliki satu duri (Ommanney, 1985)
Tulang preorbital ¾ bidang antara bibir dan mata,
sirip dubur memiliki 3 duri dan 9 jari-jari, 11 baris sisik melintang badan,
27-32 deret ssik sepanjang sisi badan.
(Kottelat et al, 1993)
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin)
memiliki bentuk tubuh pipih agak panjang. Termasuk kedalam ikan yang memiliki
tulang sejati. Warna tubuh keseluruhan berwarna merah, memiliki jari-jari sirip
keras, lemah mengeras dan lemah. Tipe sisik ctenoid, lengkung insang berjumlah
empat pasang, tidak memiliki alat pernafasan tambahan, termasuk kedalam
golongan physostome, bentuk gigi pada mulut canine, molar dan viliform. Rangka
terdiri dari tulang sejati.(Tim
Iktiologi, 1989).
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin)
merupakan ikan yang tergolong sebagai ikan yang berasal dari perairan laut.
ikan ini bersisik dari operculum sampai pada batang ekor, mempunyai sisik yang
berbentuk ctenoid, ukuran mulut sedang, yaitu pada mulut dapat dimasuki oleh
jari kelingking tangan. Bentuk tubuh simetris bilateral yang apabila dibelah
secara membujur maka akan didapat kedua belah bagian tubuh sama dengan bagaakun
yang lain. mempunyai linnea lateralis yang sempurna dari pangkal eprculum
sampai pada pangkal ekor. Ikan ini mempunyai sirip yang sempurna yang terdiri
dari siri punggung, sirip dada, sirip perut,sirip anus, dan sirip ekor, pada
sirip punggung panjangnya mulai dari pangkal sirip dada sampai pada pertengahan
sirip anus, sirip ekornya bercagak.(Lagler
et al, 1977)
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin)
tergolong kedalam keluarga mugilidae, bentuk tubuhnya hampir sama dengan ikan
merah,. Kedua macam keluarga ini mempunyai banyak sifat-sifat yang sama, hanya
ada sedikit perbedaan, yaitu pembagian sirip punggung bagian depan dengan
bagian belakang tidak jelas, mulutnya besar, dapat disembulkan ke muka, ujung
belakang dari rahang atas terletak dibawah sudut depan dari mata. Keping tulang
lengkung insang depan berlekuk. Sirip ekor berlekuk, sirip dada tidak lebih
panjang dari kepala. Sirip dubur memiliki tiga jari-jari keras, dan jumlah
jari-jari keras ada antara 7-9. Sirip punggung mempunyai 10 jari-jari keras dan
13 jari-jari lunak. Linnea lateralisnya berlekuk keatas dan pada bagian bawah
kepala didekat tenggorakan terdapat sepasang sungut (Djuhanda, 1981).
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin)mempunyai
Ciri-ciri: Memiliki sirip punggung, bentuk sirip punggung sempurna, jumlah
sirip punggung dua, letak sirip punggung dibelakang kepala bagian anterior
badan, permulaan dasar sirip punggung didepan sirip perut, sirip dada oblique,
posisi sirip dada dibawah linea lateralis persis dibelakang tutup insang,
posisi sirip perut sub abdominal, sirip anus terpisah dengan sirip ekor, sirip
anus tidak diliputi sisik, sirip ekor berbentuk bercagak. (Alabaster and Lloyod, 1982)
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin)
termasuk kedalam ordo: Malacoptergii, famili: Mugilidae, genus: Upeneus,
spesies: Upeneus mullocensin. Yang merupakan kelompok ikan yang
mempunyai ukuran tubuh yang cukup bervriasi, bentuk badan pipih compressed,
mulut terletak diujung depan kepala, moncong dapat ditonjolan kedepan. Tubuh
ditutupi oleh sisik-sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan runcing,
warna tubuh kemerah-merahan.(Weber and
Beuafort, 1921).
2.2.2. Ikan sardin(Sardinella sirin).
Menurut
Saanin (1995) mengklasifikaikan ikan sardin berdasarkan sistem
bleeker yatu:phylum chordata, kelas piscas, sub kelas teleostei, ordo
percomorfes, sub ordo combroidea, famili serranidae, genus Sardinella,
spesies Sardinella sirin.
Direktorat
(1979).
Ikan Sardin (Sardinella sirin).
Merupakan ikan yang tergolong pada keluarga Stromidae yang berkerabat dengan
keluarga Carangidae, bentuk badan panah dengan badan yang rendah. Merupakan
ikan herbivora yang cenderung bersifat omnivora, selain suka melahap tumbuhan
air, ia juga suka memakan udang atau ikan-ikan kecil dan hewan-hewan air
lainnya. (Djuhanda, 1981).
Ikan Sarden memiliki bentuk mulut
non protaktil dengan ukuran sedang , Posisi sudut mulut satu garis lurus dengan
sisi bawah bola mata, tubuh berbentuk torpedo, sirip punggung berbentuk
sempurna dan terletak dipertengahan dengan permulaan dasar didepan sirip perut,
sirip dada dibawah linea lateralis, sirip perut sub abdominal, sirip ekor
berbentuk bulan sabit (Saanin 1986).
Bentuk badan memanjang, perut agak bulat dengan
sisik duri (16-18) + (12-14). Awal sirip punggung sedikit kemuka dari
pertengahan badan, lebih dekat kearah moncong daripada kebatang sirip ekor.
Sirip punggung berjari-jari lemah 15-18, sedang sirip duburnya 18-20. Terdapat
sirip tambahan pada sirip perutnya. Tapisan insang halus berjumlah 36-42 pada
bagian bawah busur insang pertama. Hidup di perairan pantai, lepas pantai. Pemakan
plankton halus, dapat mencapai panjang 23 cm, umumnya 17-18 cm. Warna tubuh
biru kehijauan, putih perak bagian bawah, gelap bagian atas badan.
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan
Tempat
Praktikum iktiologi ini dilaksanakan
pada hari Senin, tanggal 25 Maret 2013 yang
dimulai dari pukul 15.00 WIB – 16.55 WIB. Praktikum ini diadakan di
laboratorium Budidaya perairan, Fakultas pertanian Universitas Malikussaleh.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang
digunakan sebagai objek praktikum adalah beberapa jenis ikan air laut,
diantaranya adalah, Ikan Sardin (Sardinella sirin) , Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin).
Sedangkan
alat yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah nampan sebagai wadah
meletakkan sampel, serbet, tisu gulung, buku, pena, penghapus, pensil untuk
alat menggambar objek yang dipraktikumkan.
3.3. Metode praktikum
Dalam melakukan
praktikum, metode yang digunakan adalah menggunakan metode pengamatan secara
langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, selain itu praktikum ini berpedoman
pada modul penuntun praktikum iktiologi yang berhubungan dengan hasil
pengamatan selama praktikum berlangsung.
Adapun objek
yang dipraktikumkan adalah untuk mengetahui penggolongan, bentuk tubuh dan
bagian luar tubuh ikan, baik itu bagian kepala, mulut, sungut, lubang hidung,
mata, tutup insang (operculum), sisik
(squama), gurat sisi (linea lateralis), sirip ikan, sirip lemak, finlet, scute,
keel, korselet, duri mata pisau, duri pelindung.
3.4. Prosedur praktikum
Adapun prosedur
praktikum yaitu praktikan berbaris didepan laboraturim Biologi Perikanan
dengan sudah memakai jas lab. Sebelum praktikum dimulai asisten mengadakan
responsi tentang materi yang akan dipraktikumkan. Setelah selesai respon salah
satu asisten memeriksa ikan yang dibawa praktikan dan memeriksa nilai respon,
apabila ikan kurang dari 50 maka praktikan tidak bisa mengikuti praktikum pada
hari itu (tidur siang). Setelah selesai diperiksa seluruh ikan dimasukkan
kedalam masing-masing nampan yang telah disediakan, kemudian mulailah praktikan
mengamati pengolongan, bentuk tubuh ikan dan bagian luar tubuh ikan. Setelah itu
praktikan mulai menggambar ikan semirip mungkin dengan ikan aslinya, kemudian
memberi keterangan pada ikan. Setelah selesai praktikum, praktikan wajib
membersihkan nampan dan mengelap meja sebelum meninggalkan laboraturium.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil praktikum
Dari hasil pengamatan diperoleh
bidang dan arah kedelapan ikan di atas sebagaimana dijelaskan pada uraian di
bawah ini:
4.1.1. Ikan biji nangka ( Upeneus moiluccensi ) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo : percomorphi
Famili : mullidae
Genus : upeneus
Spesies : Upeneus moiluccensi
Gambar 1. Ikan biji nangka ( Upeneus moiluccensi )
Keterangan
: 1. Sagital
Plane
6. Caudal
2. Frontal
Plane
7. Dorsal
3. Transversal Plane
8. Ventral
4. Cranial
9. Rostral
5. Medial
4.1.2. Ikan sardin (Sardinella sirin)
Ikan sardin (Sardinella
sirin) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo
: Percomorfes
Famili
:
Serrenidae
Genus
: Sardinella
Spesies
: Sardinella sirin
Gambar 6. Ikan Sardin (Sardinella sirin)
Keterangan
: 1. Sagital
Plane
6. Caudal
2.
Frontal
Plane
7. Dorsal
3.
Transversal Plane
8. Ventral
4. Cranial
9. Rostral
5.
Medial
4.2. Pembahasan
4.2.1. Ikan Biji Nangka(Upeneus mullocensin.)
Ikan Biji nagka bertubuh panjang dan bersisik
besar, bermulut kecil. Matanya terletak di sisi atas kepala. Dibawah dagunya
terdapat dua sungut peraba panjang untuk mencari makanan didasar laut. Sungut
ini dapat dimasukkan kedalam alur tenggorakannya bila tidak digunakan. biji
nangka biasanya berwarna merah dan kuning. (Shaw, 1990)
Moncong kepalanya tumpul, bibir yang berbentuk “V”
jika dilihat dari depan terletak pada sudut oncong. sisik-sisiknya besar, sirip
punggung pertama memiliki empat duri dan terpisah dengan sirip kedua yang hanya
memiliki satu duri (Ommanney, 1985)
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin)
memiliki bentuk tubuh pipih agak panjang. Termasuk kedalam ikan yang memiliki
tulang sejati. Warna tubuh keseluruhan berwarna merah, memiliki jari-jari sirip
keras, lemah mengeras dan lemah. Tipe sisik ctenoid, lengkung insang berjumlah
empat pasang, tidak memiliki alat pernafasan tambahan, termasuk kedalam
golongan physostome, bentuk gigi pada mulut canine, molar dan viliform. Rangka
terdiri dari tulang sejati.(Tim
Iktiologi, 1989).
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin)
merupakan ikan yang tergolong sebagai ikan yang berasal dari perairan laut.
ikan ini bersisik dari operculum sampai pada batang ekor, mempunyai sisik yang
berbentuk ctenoid, ukuran mulut sedang, yaitu pada mulut dapat dimasuki oleh
jari kelingking tangan. Mempunyai linnea lateralis yang sempurna dari pangkal
eprculum sampai pada pangkal ekor. Ikan ini mempunyai sirip yang sempurna yang
terdiri dari siri punggung, sirip dada, sirip perut,sirip anus, dan sirip ekor,
pada sirip punggung panjangnya mulai dari pangkal sirip dada sampai pada
pertengahan sirip anus, sirip ekornya bercagak.(Lagler et al, 1977)
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin)
termasuk kedalam ordo: Malacoptergii, famili: Mugilidae, genus: Upeneus, spesies:
Upeneus mullocensin. Yang merupakan kelompok ikan yang mempunyai ukuran
tubuh yang cukup bervriasi, bentuk badan pipih compressed, mulut terletak
diujung depan kepala, moncong dapat ditonjolan kedepan. Tubuh ditutupi oleh
sisik-sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan runcing, warna tubuh
kemerah-merahan.(Weber and Beuafort,
1921).
4.2.2. Ikan sardin (Sardinella sirin)
Ikan sardine merupakan ikan laut
yang sangat digemari masyarakat Indonesia. Ikan Sarden memiliki bentuk mulut
non protaktil dengan ukuran sedang , Posisi sudut mulut satu garis lurus dengan
sisi bawah bola mata, tubuh berbentuk torpedo, sirip punggung berbentuk
sempurna dan terletak dipertengahan dengan permulaan dasar didepan sirip perut,
sirip dada dibawah linea lateralis, sirip perut sub abdominal, sirip ekor
berbentuk bulan sabit (Saanin 1986).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari pengamatan yang dilaksanakan
dapat kita lihat bagian sagital, frontal, dan transversal pada ikan serta
terdapat keanekaragaman bentuk badan, bentuk kepala, ukuran dan posisi
yang saling bervariasi sesuai dengan kebiasaan hidup dan lingkungan (habitat)
dimana ikan-ikan itu berada. Keanekaragaman jenis ikan itu bisa kita lihat dari
bentuk morfologinya maupun anatominya, ciri-cirinya dan klasifikasi dari pada
ikan itu sendiri. Sebagian besar ikan di alam ini memiliki bentuk tubuh simetri
bilateral, namun ada beberapa jenis ikan yang non simetri bilateral seperti
ikan sebelah (Psetodes erumei). Kesimetri bilateralan ikan ini dapat
dilihat dengan membuat bidang khayal pada tubuh ikan. Selain itu ikan juga
memiliki variasi dalam sirip, namun pada umumnya ikan memiliki lima sirip
yaitu: sirip punggung atau dorsal (D), sirip anal (A), sirip dada atau pectoral
(P), sirip perut atau ventral (V), dan sirip ekor atau caudal (C).
Dari pengamatan mengenai
Penggolongan, Bentuk Tubuh, dan Bagian Tubuh Ikan dapat disimpulkan bahwa
terdapat keanekaragaman bentuk badan, bentuk kepala, ukuran dan posisi
yang saling bervariasi sesuai dengan kebiasaan hidup dan lingkungan dimana
ikan-ikan itu berada. Serta dapat menggolongkan ikan-ikan yang termasuk dalam
satu golongan dan membedakan ikan-ikan yang berlainan jenis.
Keanekaragaman jenis ikan itu
bisa kita lihat dari bentuk morfologinya maupun anatominya, ciri-cirinya dan
klasifikasi dari pada ikan itu sendiri.
5.2. Saran
Agar pratikum iktiologi ini dapat
berjalan dengan lancar dan baik maka kepada para praktikan agar serius dalam
praktikum yang sedang berlangsung agar dapat mendapatkan ilmu-ilmu tentang
ikan. Dan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era sekarang
ini diharapkan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pratikum ini
cukup memadai sehingga memudahkan dalam objek yang akan kita teliti. Kemudian
sebelum praktikum dimulai, sebaiknya praktikan memahami terlebih dahulu
prosedur kerja yang akan dilakukan sehingga saat praktikum dapat berjalan
dengan lancar dan dapat mengefesienkan waktu. Disamping itu juga dituntut
kehati-hatian dan ketelitian yang cermat di dalam melakukan kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Eka Mudi. 2009. Pertumbuhan
Benih Ikan Tambakan (Helostoma temmincki C.V) Dengan Pemberian Pakan Yang
Berbeda. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauatan universitas Riau.
Pekanbaru.
Cahyono, Ruri. 2009. Pembesaran
Ikan Selais (Ompok hypopthalmus) Dalam Keramba. Skripsi. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Emdany. 2000. Biologi
Reproduksi Ikan Senangin Dari Perairan Muara Sungai Rokan. Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Issadora Prima Cintya Ajie. Triploidisasi
Kejutan Dingin Dengan Kejutan Berbeda Pada Ikan Selais (Krytopterus limpok).
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Indonesia, redaksi ensiklopedi.
2003. Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna. PT Ikrar Mandiri Abadi. Jakarta.
Mudjiman, A.
2001. Makanan ikan. cetakan ke-15. PT Penebar Swadaya. Jakarta. 190 hal.
Ridwan, Pulungan, Windarti dan
Budjiono. 2005. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Romimohtarto,
K. 2005. Ilmu Pengetahuan Biota Laut. Djambatan.
Jakarta. 540 hal.
Roziandi. 2009. Produksi Benih
Ikan Selais (Ompok hypopthalmus) Dengan Lama
Kejutan Panas Yang Berbeda. Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia
bebas berbahasa Indonesia
1 komentar:
udah betulnya ini ?
Posting Komentar